Kamis, 13 Agustus 2020

Isu Penyusunan Rencana Utilitas Pada Bangunan Gedung

Bagi kamu yang sedang mencar ilmu Arsitektur tentu mesti senantiasa berlatih menggambar hingga menerima hasil yang maksimal, namun perlu dikenali bahwa yang namanya berguru pasti harus diikuti dengan membaca.

Berikut ini ada postingan menawan yang berfaedah untuk kau baca, pastinya masih berafiliasi dengan bidang ilmu arsitektur, ialah artikel dengan judul "Informasi Perencanaan Utilitas Pada Bangunan Gedung".


Perencanaan Utilitas Gedung

Dalam pembangunan gedung tinggi tentunya diharapkan teknologi yang tinggi juga untuk mendukung membuat ketentraman bagi pengguna, salah satunya adalah masalah utilitas bangunan. Utilitas Bangunan yakni suatu kelengkapan kemudahan yang digunakan untuk menunjang tercapainya bagian-unsur kenyamanan, kesehatan, keamanan, akomodasi komunikasi, dan mobilitas dalam pembangunan

Perancangan bangunan harus selalu mengamati dan menyertakan fasilitas utilitas yang dikoordinasikan dengan perancangan lain (struktur, arsitektur, interior dan lain-lain). 
Berikut perencanaan utilitas bangunan yang harus dipenuhi pada sebuah pembangunan konstruksi:  

1. Perancangan Plambing dan Sanitasi

Sedangkan sistem plambing ialah metode penyediaan air bersih dan metode pembuangan air kotor yang saling berkaitan serta merupakan paduan yang memenuhi syarat, yang berbentukperaturan dan perundangan, anutan pelaksanaan, kriteria ihwal perlengkapan dan instalasinya .

Sistem plambing yang bagus bergantung pada metode plambing pemipaan yang bagus pula. Selain pemipaan, terdapat kekerabatan yang bersahabat juga antara masalah penyediaan air dan sanitasi, dimana sanitasi berhubungan pribadi dengan beberapa aspek berikut:
  1. Kesehatan.
  2. Penggunaan air.
  3. Pengolahan dan pembuangan limbah.

2. Perancangan Pencegahan Kebakaran

Untuk menghindari terjadinya kebakaran pada sebuah bangunan, diharapkan suata cara atau metode pencegahan kebakaran alasannya adalah ancaman kebakaran mampu menimbulkan kerugian berbentukkorban manusia, harta benda, terganggunya proses bikinan barang dan jasa, kerusakan lingkungan dan terganggunya masyarakat. Bahaya kebakaran mampu diklasifikasikan menjadi beberapa kelompok, yaitu:

1. Bahaya kebakaran ringan

Merupakan ancaman terbakar pada daerah dimana terdapat materi-materi yang mempunyai nilai kemudahan terbakar rendah dan kalau terjadi kebakaran melepaskan panas rendah dan menjalarnya api lambat.

2. Bahaya kebakaran sedang.

3. Bahaya kebakaran berat.

Merupakan ancaman terbakar pada kawasan dimana terdapat materi-materi yang mempunyai nilai akomodasi terbakar tinggi dan apabila terjadi kebakaran melepaskan panas sangat tinggi dan menjalarnya api sungguh cepat.

Perancangan metode ini dekat kaitannya dengan sistem plumbing sebab semoga menghemat bahaya bencana kebakaran maka dikembangkan sistem-sistem yang melingkupi pengaliran air, selaku media pemadaman guna mencegah ancaman kebakaran skala besar, tata cara pencegahan tersebut diantaranya adalah:
  1. Sistem hidran
  2. Sistem sprinkle

3. Perancangan Pengudaraan/penghawaan

Untuk mencapai kenyamanan, kesehatan, dan kesejukan hidup dalam rumah tinggal atau bangunan bertingkat, terutama kegiatan-acara yang dilaksanakan pada kawasan yang beriklim tropis dengan udaranya yang panas dan kelembaban udaranya yang tinggi, maka diperlukan usaha untuk menerima udara segar dari anutan udara alam maupun anutan udara produksi . 

Perencangan pengudaraan atau penghawaan adalah penyusunan rencana untuk mendapatkan ajaran udara yang sempurna untuk ruangan serta pengontrolannya.

4. Perancangan Penerangan/pencahayaan

Pada perencanaan penerangan dan pencahayaan gedung dimaksudkan semoga bangunan tersebut mendapat pencahayaan dan penerangan yang bagus pada siang hari maupun pada malam hari . Dewasa ini pemanfaatan pencahayaan dipakai sumber alami dan telah dikontrol menurut SNI 03 – 2396 – 2001 wacana “Tata cara perancangan metode pencahayaan alami pada bangunan gedung”.

Selain itu dalam penyusunan rencana penerangan atau pencahayaan juga mempertimbangkan tentang standar pencahayaan bikinan yang dikontrol pada SNI 03- 6575-2001 ihwal “Tata cara perancangan sistem pencahayaan bikinan pada bangunan gedung”.

5. Perancangan Telepon

Perancangan telepon pada gedung harus memikirkan terhadap perencanaan tata cara komunikasi antara ruangan (intercom) dan perencanaan metode komunikasi luar.

Perancangan ini juga mesti mengamati metode pengaturan pemasangan kabel dalam bangunan sedemikian rupa, sehingga tidak menggangu estetika pada bangunan serta untuk membuat lebih mudah dalam perawatan. Perencanaan arus lemah telepon, metode telepon harus memakai tata cara hubungan seperti saluran untuk daya pembangkit komputer, ialah ajaran di dalam lantai (floor duct).


6. Perancangan CCTV dan Sekuriti Sistem

CCTV (Closed Circuit Television) yaitu sebuah alat yang berfungsi untuk memonitor suatu ruangan melalui layar televisi atau monitor, yang memperlihatkan gambar dari rekaman kamera yang dipasang di setiap sudut ruangan (biasanya tersembunyi) yang dikehendaki oleh bab keselamatan. 

Sistem kamera dan televisi ini terbatas pada gedung tersebut (closed). Semua acara di dalamnya mampu dimonitor di sebuah ruangan sekuriti.

7. Perancangan Penangkal Petir

Pengamanan bangunan bertingkat dari ancaman sambaran petir perlu dijalankan dengan memasang suatu alat penangkal petir pada puncak bangunan tersebut. 

Penangkal petir ini mesti dipasang pada bangunan-bangunan yang tinggi, minimal bangunan 2 lantai, terutama yang paling tinggi di antara sekitarnya.

8. Perancangan Tata Suara

Sistem tata bunyi perlu dijadwalkan untuk menunjukkan kemudahan kelengkapan pada bangunan. Tata bunyi ini mampu berupa background music dan announcing system (public address) yang berfungsi selaku penghias keheningan ruangan atau jikalau ada pengumuman-pengumuman tertentu. 

Selain itu juga ada sistem untuk car call, bagi bangunan-bangunan umum. Peralatan dari tata cara tata suara tersebut mampu berupa, microphone, cassette deck, mix amplifier, speaker, speaker selector switch, volume control, dan horn speaker (untuk car call).

9. Perancangan Transportasi dalam bangunan

Sebuah bangunan yang besar atau tinggi memerlukan sebuah alat angkut angkutanuntuk memperlihatkan suatu kenyamanan dalam berlalu-lalang di bangunan tersebut. 

Alat angkutantersebut memiliki sifat berdasarkan arah geraknya sebagai alat angkut dalam bentuk arah vertikal berupa elevator, arah horizontal berbentukkonveyor, arah diagonal berbentukeskalator.

10. Perancangan Landasan Helikopter

Bangunan yang tinggi, lebih dari 40 meter, direkomendasikan untuk membuat suatu landasan helikopter. Landasan ini berfungsi sebagai tempat helikopter mendarat semoga dapat dengan mudah dan cepat menawarkan pemberian apabila terjadi kecelakaan, mirip kebakaran atau terjebak di ruang atas.

11. Perancangan Alat Pembersih bangunan

Perancangan alat pembersih bangunan yang diterapkan pada bangunan tinggi biasanya memakai gondola. Sistem gondola digunakan untuk membersihkan bubuk pada dinding dan kaca bangunan, sehingga warnanya tetap terjaga dan terawat.

Itulah pembahasan tentang Informasi Perencanaan Utilitas Pada Bangunan Gedung, semoga berguna untuk kau yang sedang berguru Arsitektur.

Baca Juga


Sumber https://www.arsimedia.com/


EmoticonEmoticon

:)
:(
hihi
:-)
:D
=D
:-d
;(
;-(
@-)
:o
:>)
(o)
:p
:-?
(p)
:-s
8-)
:-t
:-b
b-(
(y)
x-)
(h)